Walau sudah banyak yang memosting resensi buku terbitan 2016 ini, penulis merasa tak apalah ikut memosting pula resensi novel terbaru tere-liye ini. Semoga membawa manfaat. Cekidot!
Pahit-Manis
Hidup Lail di Masa Depan
Penulis
: Tere Liye
Penerbit
: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit : 2016
ISBN
: 978-602-03-2478-4
Siapa yang tidak mengenal penulis
nusantara, Tere Liye? Penulis berbakat yang karya-karyanya menjadi Best Seller Book serta recommended
bagi para penikmat sastra. Hebatnya, pria kelahiran 21 Mei ini adalah seorang
akuntan yang hanya menjadikan menulis sebagai hobinya. Melalui hobinya tersebut
tercipta mahakarya sederhana namun begitu nikmat ditelusuri kata-kata di tiap
lembarnya.
Selain itu, karyanya yang penuh dengan pesan moral
menjadikan karya perajut kata ini pantas ditransformasikan mejadikan audiovisual.
Yah, diantara puluhan bukunya, beberapa telah diadopsi menjadi film. Seperti
Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga dan
lain sebagainya. Dan mungkin saja buku terbarunya ‘Hujan’ juga dapat melejit
menjadi film yang manis sekaligus memukau.
Buku terbitan Januari 2016 ini mengambil latar masa
depan. Seutuhnya dalam buku ini menceritakan kisah hidup dari seorang gadis
yang menjadi sebatang kara karena bencana superdahsyat, Lail. Namun nasib baik
menyertainya, dalam perkiraan masa depannya yang buruk, datanglah Esok, anak
laki-laki yang hanya beda dua tahun dengan Lail. Mereka pun tanpa ikrar tanpa
kontrak sudah menjadi sahabat yang erat. Dimana ada Lail di situ ada Esok.
Beberapa tahun kedepan, barulah mereka mengetahui hubungan mereka lebih dari
sekedar sahabat.
Namun akhirnya, Lail dan Esok harus berpisah karena
suatu sebab. Esok diangkat menjadi anak oleh seorang walikota, sementara Lail
harus menetap di suatu panti karena orang tua serta kerabat yang tiada. Kisah
hidup Lail tidak begitu saja suram sejak berpisah dengan Esok, dengan kehadiran
Maryam, hidup Lail menjadi lebih berwarna. Apalagi dengan kesibukannya di
organisasi relawan membuatnya dapat menahan rasa rindu.
Konflik besar terjadi saat Lail mulai merasa cemburu
dengan Claudya yang merupakan adik tiri Esok. Di akhir cerita saat bumi
benar-benar mulai rusak, di saat hujan enggan kembali turun. Kesibukan Esok
terungkap jua, selama ini ia mengerjakan proyek perahu raksasa untuk
mengungsikan penduduk manusia terpilih agar manusia nantinya tidak punah akibat
bencana besar berikutnya. Esok mempunyai dua tiket sebagai manusia terpilih. Lail
berprasangka bahwa Esok pergi bersama Claudya dengan kedua tiket tersebut, lantas
meninggalkannya yang telah berkorban untuk cintanya.
Karena frustasi, Lail pun memutuskan menghapus
ingatannya tentang Esok dengan pengobatan yag super mutakhir. Di ruangan
pengobatan tersebutlah semua cerita tadi berawal. Cerita tadi kurang lebih
adalah ingatan ulang dari Lail yang harus menceritakan kembali secara detail
tentang hidupnya untuk menghapus sebagian memorinya. Esok tidak mengetahui hal
tersebut. Esok baru mendapat kabar buruk itu setelah proses penghapusan memori
itu hampir selesai dan tidak boleh dihentikan sedikitpun. Lantas apakah yang
terjadi? Akankah Lail melupakan Esok?
Lalu dimana letak penjudulan ‘Hujan’? Penulis
mengambil judul ‘Hujan’ karena setiap kejadian penting dari kisah hidup Lail
selalu terjadi bersama dengan turunnya hujan, entah itu hujan gerimis, hujan
air, hujan asam, atau bahkan hujan abu vulkanik. Selain menceritakan tentang
perjuangan hidup Lail, buku ini bisa dikata dapat mencolek kepedulian kita
dengan Bumi dan sikap kita dalam menanggapi hidup. Di dalam cerita terjadi
bencana besar, setelah terjadi bencana besar, bukannya bersatu memperbaiki
kerusankan bumi, penduduk bumi malah melonjak egoismenya. Hanya peduli dengan
kepentingan daerah masing-masing. Akibatnya munculnya bencana baru. ‘Bumi tanpa
hujan.’
Buku ini mengajarkan kebahagiaan yang sederhana
dengan tanpa unsur menggurui. Penulis begitu lihai merangkai kata, indah
dibaca. Dengan menggunakan latar campuran, novel ini tidak membuat bingung
penulis. Dan yang paling menyenangkan ialah di ending cerita. Akhir cerita tidak terduga, memukau dan manis.
Mengenai kekurangan, sulit ditemukan nilai minus
dari buku karya tangan emas ini. Akan tetapi sehubung dengan judul , ‘Hujan’,
saya rasa akan lebih ngena judul
tersebut bila di ending cerita, hujan
turun menyertai kejadian penting bagi
Lail dan Esok tersebut. Namun terlepas dari itu, buku ini begitu lezat
dilidah-lidah pembaca, ending-nya menggugah perasaan. Cocok untuk dibaca semua
kalangan.
mampir yuk ke website kita hehe
BalasHapusZapplerepair Apple dan Smarphone specialist
telp: 087788855868
website: http://indonesia.zapplerepair.com/
TIPS DAN TRICK UNTUK PENGGUNA SMARTPHONE