Kamis, 12 Mei 2016

Resensi Novel Terbaru Tere Liye 2016, 'Hujan'

Walau sudah banyak yang memosting resensi buku terbitan 2016 ini, penulis merasa tak apalah ikut memosting pula resensi novel terbaru tere-liye ini. Semoga membawa manfaat. Cekidot!

Pahit-Manis Hidup Lail di Masa Depan
Judul Buku : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2016
ISBN : 978-602-03-2478-4
            Siapa yang tidak mengenal penulis nusantara, Tere Liye? Penulis berbakat yang karya-karyanya menjadi Best Seller Book serta  recommended bagi para penikmat sastra. Hebatnya, pria kelahiran 21 Mei ini adalah seorang akuntan yang hanya menjadikan menulis sebagai hobinya. Melalui hobinya tersebut tercipta mahakarya sederhana namun begitu nikmat ditelusuri kata-kata di tiap lembarnya.
Selain itu, karyanya yang penuh dengan pesan moral menjadikan karya perajut kata ini pantas ditransformasikan mejadikan audiovisual. Yah, diantara puluhan bukunya, beberapa telah diadopsi menjadi film. Seperti Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga dan lain sebagainya. Dan mungkin saja buku terbarunya ‘Hujan’ juga dapat melejit menjadi film yang manis sekaligus memukau.
Buku terbitan Januari 2016 ini mengambil latar masa depan. Seutuhnya dalam buku ini menceritakan kisah hidup dari seorang gadis yang menjadi sebatang kara karena bencana superdahsyat, Lail. Namun nasib baik menyertainya, dalam perkiraan masa depannya yang buruk, datanglah Esok, anak laki-laki yang hanya beda dua tahun dengan Lail. Mereka pun tanpa ikrar tanpa kontrak sudah menjadi sahabat yang erat. Dimana ada Lail di situ ada Esok. Beberapa tahun kedepan, barulah mereka mengetahui hubungan mereka lebih dari sekedar sahabat.
Namun akhirnya, Lail dan Esok harus berpisah karena suatu sebab. Esok diangkat menjadi anak oleh seorang walikota, sementara Lail harus menetap di suatu panti karena orang tua serta kerabat yang tiada. Kisah hidup Lail tidak begitu saja suram sejak berpisah dengan Esok, dengan kehadiran Maryam, hidup Lail menjadi lebih berwarna. Apalagi dengan kesibukannya di organisasi relawan membuatnya dapat menahan rasa rindu.
Konflik besar terjadi saat Lail mulai merasa cemburu dengan Claudya yang merupakan adik tiri Esok. Di akhir cerita saat bumi benar-benar mulai rusak, di saat hujan enggan kembali turun. Kesibukan Esok terungkap jua, selama ini ia mengerjakan proyek perahu raksasa untuk mengungsikan penduduk manusia terpilih agar manusia nantinya tidak punah akibat bencana besar berikutnya. Esok mempunyai dua tiket sebagai manusia terpilih. Lail berprasangka bahwa Esok pergi bersama  Claudya dengan kedua tiket tersebut, lantas meninggalkannya yang telah berkorban untuk cintanya.
Karena frustasi, Lail pun memutuskan menghapus ingatannya tentang Esok dengan pengobatan yag super mutakhir. Di ruangan pengobatan tersebutlah semua cerita tadi berawal. Cerita tadi kurang lebih adalah ingatan ulang dari Lail yang harus menceritakan kembali secara detail tentang hidupnya untuk menghapus sebagian memorinya. Esok tidak mengetahui hal tersebut. Esok baru mendapat kabar buruk itu setelah proses penghapusan memori itu hampir selesai dan tidak boleh dihentikan sedikitpun. Lantas apakah yang terjadi? Akankah Lail melupakan Esok?
Lalu dimana letak penjudulan ‘Hujan’? Penulis mengambil judul ‘Hujan’ karena setiap kejadian penting dari kisah hidup Lail selalu terjadi bersama dengan turunnya hujan, entah itu hujan gerimis, hujan air, hujan asam, atau bahkan hujan abu vulkanik. Selain menceritakan tentang perjuangan hidup Lail, buku ini bisa dikata dapat mencolek kepedulian kita dengan Bumi dan sikap kita dalam menanggapi hidup. Di dalam cerita terjadi bencana besar, setelah terjadi bencana besar, bukannya bersatu memperbaiki kerusankan bumi, penduduk bumi malah melonjak egoismenya. Hanya peduli dengan kepentingan daerah masing-masing. Akibatnya munculnya bencana baru. ‘Bumi tanpa hujan.’
Buku ini mengajarkan kebahagiaan yang sederhana dengan tanpa unsur menggurui. Penulis begitu lihai merangkai kata, indah dibaca. Dengan menggunakan latar campuran, novel ini tidak membuat bingung penulis. Dan yang paling menyenangkan ialah di ending cerita. Akhir cerita tidak terduga, memukau dan manis.

Mengenai kekurangan, sulit ditemukan nilai minus dari buku karya tangan emas ini. Akan tetapi sehubung dengan judul , ‘Hujan’, saya rasa akan lebih ngena judul tersebut bila di ending cerita, hujan turun menyertai kejadian penting  bagi Lail dan Esok tersebut. Namun terlepas dari itu, buku ini begitu lezat dilidah-lidah pembaca, ending-nya menggugah perasaan. Cocok untuk dibaca semua kalangan.

1 komentar:

  1. mampir yuk ke website kita hehe

    Zapplerepair Apple dan Smarphone specialist
    telp: 087788855868
    website: http://indonesia.zapplerepair.com/

    TIPS DAN TRICK UNTUK PENGGUNA SMARTPHONE

    BalasHapus

Jengkel dengan Jerawat? Hindari 4 Kebiasaan yang Memperburuk Jerawat

sumber:  barusip.blogspot.co.id Pemuda-pemudi tentu sangat mengenal yang namanya jerawat. Betapa tidak, sedikit dari kaum muda yang b...